Perkenalan singkat saja dari saya ....
Ok, nama saya Marta Asri Dewi, seorang mahasiswi UNY Prodi Pendidikan IPA I angkatan 2012.
Monday, 14 April 2014
Blog
Blog ini menggunakan template Metro yang terinspirasi dari tampilan Windows 8 dan telah dibuat sedikit perubahan oleh saya agar sesuai dengan konten dari blog ini.
Namun, maaf karena untuk menu Chatbox dan Guest book untuk sementara waktu belum dapat digunakan.
Namun, maaf karena untuk menu Chatbox dan Guest book untuk sementara waktu belum dapat digunakan.
Welcome to my blog
Selamat datang di blog Science World .......
Blog ini memuat materi pelajaran IPA SMP yang diambil dari beberapa buku yang telah disesuaikan dengan Kurikulum 2013 dan dapat digunakan sebagai bahan belajar yang diakses secara online.
Untuk saat ini, materi yang telah tersedia adalah materi IPA SMP Kelas VII Bab 7 (Suhu dan Perubahannya).
Selamat membaca .......
Blog ini memuat materi pelajaran IPA SMP yang diambil dari beberapa buku yang telah disesuaikan dengan Kurikulum 2013 dan dapat digunakan sebagai bahan belajar yang diakses secara online.
Untuk saat ini, materi yang telah tersedia adalah materi IPA SMP Kelas VII Bab 7 (Suhu dan Perubahannya).
Selamat membaca .......
Skala Termometer
Skala Termometer
Ada empat
skala termometer, yaitu skala Celcius, skala Kelvin, skala Fahrenheit, dan
skala Reamur.
a.
Skala Celcius
Skala Celcius menggunakan menggunakan titik lebur es sebagai
titik tetap bawah yang ditandai dengan angka 0oC dan titik didih air
sebagai titik tetap atas yang ditandai dengan angka 100oC. Orang
yang mengusulkan cara ini adalah seorang astronom Swedia bernama Anders Celcius
(1701-1744).
b.
Skala Kelvin
Dalam teori partikel dinyatakan bahwa jika suhu bertambah,
gerak partikel bertambah cepat. Jika suhu turun, gerak partikel semakin lambat.
Saat suhu mencapai -273,16oC (dibulatkan -273oC), gerak
partikel berhenti. Suhu -273oC ini merupakan suhu paling rendah yang
masih mungkin dicapai oleh suatu zat. Oleh karena itu, suhu ini disebut nol mutlak.
Lord Kelvin (1824-1907) merupakan ilmuwan pertama yang
mengusulkan pengukuran suhu berdasarkan suhu nol mutlak ini. Suhu terendah pada
skala ini yaitu 0 K yang setara dengan -273oC, di mana titik lebur
es diberi angka 273 dan titik didih air diberi angka 373.
c.
Skala Fahrenheit
Skala Fahrenheit pertama kali dibuat oleh seorang ahli fisika
berkebangsaan Jerman bernama Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Pada skala ini,
titik lebur es diberi angka 32 dan titik didih air diberi angka 212.
d.
Skala Reamur
Pada skala Reamur, titik 0o merupakan titik es yang
mencair sedangkan titik di mana air mendidik diberi angka 80o.
![]() |
Skala Suhu |
Mengubah Skala Suhu
Telah disebutkan bahwa 0oC
= 32oF = 0oR = 273 K dan 100oC = 212oF
= 80oR = 373 K. Berarti, pada skala Celcius terdapat 100 skala, pada
skala Fahrenheit terdapat 180 skala, pada skala Reamur terdapat 80 skala, dan
pada skala Kelvin terdapat 100 skala. Sehingga perbandingan skala suhunya
adalah sebagai berikut:
Skala C: Skala F: Skala R: Skala K = 100:
180: 80: 100
Skala C: Skala F: Skala R: Skala K = 5: 9:
4: 5
Dengan memperhatikan titik tetap bawah
(dibandingkan mulai dari nol semua), perbandingan angka suhunya:
tC: (tF-32): tR:
(tK-273) = 5: 9: 4: 5
Sehingga,
untuk menentukan konversi skala suhu dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
![]() |
Konversi Skala Suhu |
Referensi:
Kanginan, Marthen. 2002. IPA FISIKA. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suryanda, Ade, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
Widagdo M. dan Harjono. 2004. Pokok-pokok Fisika SMP. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Apa Saja Jenis-jenis Termometer?
Apa Saja Jenis-jenis Termometer?
1. Termometer dengan bahan zat cair
Bahan
yang paling sering digunakan untuk membuat termometer adalah zat cair. Pada
umumnya, apabila zat cair dipanaskan maka suhunya akan naik dan volumenya
bertambah. Perubahan volume inilah yang dimanfaatkan untuk membuat termometer.
Ada
beberapa macam termometer yang menggunakan bahan zat cair sebagai zat
termometrik pengisi, yaitu termometer laboratorium, termometer ruang, termometer
klinis, dan termometer Six-Bellani.
a. Termometer laboratorium
Termometer laboraturium biasanya digunakan untuk mengukur
suhu air dingin atau air yang sedang dipanaskan dan dapat dijumpai di
laboraturium.Termometer jenis ini menggunakan raksa atau alcohol sebagai
penunjuk suhu. Raksa dimasukkan ke dalam pipa yang sangat kecil (pipa kapiler).
Kemudian, pipa dibungkus dengan kaca yang tipis agar panas dapat diserap dengan
cepat oleh termometer.
Skala pada termometer laboraturium biasanya 0oC
sampai 100oC. Suhu 0oC menyatakan suhu es yang sedang
mencair, sedangkan suhu 100oC menyatakan suhu air yang sedang
mendidih.
Termometer Laboraturium |
b. Termometer ruang
Termometer ruang dipasang pada tembok rumah atau kantor.
Termometer ini mengukur suhu udara pada suatu saat. Skala termometer ruang
adalah -50oC sampai 50oC. Mengapa menggunakan skala
seperti itu? Karena suhu udara di beberapa tempat bisa mencapai di bawah 0oC,
misalnya di Eropa. Sementara pada sisi lain, suhu udara tidak pernah melebihi 50oC.
![]() |
Termometer Ruang |
c. Termometer klinis
Termometer klinis disebut juga termometer demam dan biasanya
digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh kita. Pada keadaan sehat, suhu
tubuh kita sekitar 37oC. Pada keadaan demam, suhu tubuh kita
melebihi angka tersebut dan dapat mencapai 40oC.
Skala suhu pada termometer klinis adalah 35oC
sampai 43oC. Lantas bagaimana cara kerja termometer klinis?
Termometer klinis biasanya dijepitkan pada ketiak, tetapi ada pula yang
ditempelkan ke dahi. Ketika termometer dijepitkan, suhu tubuh kita membuat
raksa naik di sepanjang pipa kapiler. Raksa akan berhenti bila suhu raksa sudah
sama dengan suhu tubuh kita. Kita tinggal membaca berapa suhu yang ditunjukkan
oleh raksa. Kemudian bagaimana caranya agar termometer dapat digunakan kembali
untuk mengukur suhu tubuh orang lain? Termometer tersebut harus
dikibas-kibaskan agar raksa kembali ke wadahnya.
![]() |
Termometer Klinis |
Selain
termometer di atas, terdapat juga termometer kristal cair yang dapat digunakan
untuk mengukur suhu tubu, suhu akuarium, dan sebagainya.
![]() |
Termometer Kristal Cair |
d. Termometer Six-Bellani
Termometer Six-Bellani disebut juga termometer maksimum-minimum. Termometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan suhu terendah pada jangka waktu tertentu. Jika suhu naik, maka alkohol dalam tabung A memuai, sehingga permukaan raksa di kaki kiri turun, sedangkan permukaan raksa di kaki kanan naik. Raksa yang naik akan mendorong alat penunjuk P ke atas. Jika suhu turun, maka alkohol menyusut sehingga permukaan raksa di kaki kanan turun. Batang penunjuk P tetap berada di tempatnya semula. Permukaan raksa di kaki kiri naik dan mendorong batang penunjuk Q ke atas. Jadi, P menunjuk suhu maksimum dan Q menunjuk suhu minimum. Untuk setiap kali pengukuran, penunjuk P dan Q harus dirapatkan ke permukaan raksa dengan magnet.
![]() |
Termometer Six-Bellani |
2. Termometer dengan bahan
zat padat
a. Termometer bimetal
Termometer bimetal memanfaatkan logam untuk
menunjukkan adanya perubahan suhu dengan prinsip logam akan jika dipanaskan dan
menyusut jika didinginkan. Keping bimetal dibentul spiral dan tipis, sedangkan
ujung spiral bimetal ditahan sehingga tidak bergerak dan ujung lainnya menempel
pada gir penunjuk. Semakin besar suhu, keeping bimetal semakin melengkung dam
menyebabkan jarum penunjuk bergerak ke kanan, kea rah skala yang lebih besar.
Termometer jenis ini biasanya terdapat di mobil.
![]() |
Termometer Bimetal |
b. Termometer hambatan
Termometer hambatan merupakan termometer yang
paling tepat digunakan dalam industri untuk mengukur suhu di atas 1000oC.
Termometer ini dibuat berdasarkan perubahan hambatan logam, seperti termometer
hambatan platina.
Dalam termometer hambatan terdapat kawat
penghantar yang disentuhkan ke benda yang akan diukur suhunya, misalnya pada
pengolahan besi atau baja. Suatu tegangan atau potensial listrik yang bernilai
tetap diberikan sepanjang termistor, yaitu sensor yang terbuat dari logam
dengan hambatan yang bertambah jika dipanaskan. Perubahan suhu berakibat pada
perubahan besar hambatan termistor. Besar hambatan ini dapat diukur dan diatur
sehingga menunjukkan besar suhu dari benda yang diukur suhunya.
![]() |
Termometer Hambatan |
c. Termokopel
Pengukuran suhu dengan ketepatan tinggi dapat
dilakukan dengan menggunakan termokopel, di mana suatu tegangan listrik
dihasilkan saat dua kawat berbahan logam yang berbeda disambungkan untuk
membentuk sebuah loop. Kedua persambungan tersebut memiliki suhu yang berbeda.
Untuk meningkatkan besar tegangan listrik yang dihasilkan, beberapa termokopel
dapat dihubungkan secara seri untuk membentuk sebuah termopil. Karena tegangan
listrik bergantung pada perbedaan suhu pada persambungan-persambungan tadi,
maka salah satu persambungan harus dipertahankan pada suhu tertentu. Cara
lainnya adalah dengan memasang suatu rangkaian elektronik yang dapat mengukur
suhu yang sebenarnya dari sensor termokopel.
![]() |
Termokopel |
3. Termometer dengan bahan
gas
Termometer gas adalah jenis termometer yang
memanfaatkan sifat-sifat termal gas. Ada dua macam termometer gas, yaitu:
a.
Termometer yang volume gasnya dijaga tetap dan tekanan gas tersebut dijadikan
sifat termometrik dari termometer,
![]() |
Termometer Gas Volume Tetap |
b.
termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap dan volume gas tersebut dijadikan
sifat termometrik dari termometer.
![]() |
Termometer Gas Tekanan Tetap |
4. Termometer optis
a. Pirometer
Prinsip kerja pyrometer adalah dengan mengukur intensitas
radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda yang suhunya sangat tinggi. Pirometer
dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi, berkisar 500oC
sampai 3000oC.
![]() |
Pirometer |
b. Termometer inframerah
Termometer inframerah digunakan dengan cara menekan tombol
sampai menunjukkan angka tertinggi dengan cara mengarahkan sinar inframerah ke
sasaran yang dituju. Sasaran yang dituju seperti pada besi yang masih membara
pada pabrik pengolahan besi atau baja. Sinar yang diarahkan ke logam yang
diukur suhunya akan memantul dan pantulan tersebut direspon oleh alat sehingga thermometer
inframerah menunjukkan skala suhu yang terukur.
![]() |
Termometer Inframerah |
Referensi:
Suryanda, Ade, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
Widagdo M. dan Harjono. 2004. Pokok-pokok Fisika SMP. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Bagaimana Mengetahui Suhu Benda?
Bagaimana Mengetahui Suhu Benda?
![]() |
b. Lampu Menyala |
![]() |
a. Es Lilin |
Pernahkah
kamu mendekatkan kedua tanganmu pada kedua benda di atas? Bagaimana rasanya? Apakah ada perbedaan
yang kamu rasakan? Ya, benda pertama akan terasa dingin, sedangkan benda ke-dua
terasa panas di telapak tanganmu. Lalu bagaimana kamu membedakan derajat
kepanasan dan derajat kedinginan suatu benda? Tentu saja kamu memerlukan suatu
besaran untuk dapat diukur dengan suatu alat ukur. Nah, dari sinilah munculnya
konsep suhu. Suhu yaitu suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Namun, tepatkah jika kamu menggunakan tanganmu sebagai
alat ukur suhu? Untuk lebih memahaminya, cobalah lakukan percobaan dengan
menggunakan 3 buah ember yang masing-masing berisi air hangat, air biasa, dan
air es.
1. Letakkan ketiga ember
tersebut di lantai atau meja!
2. Celupkan tangan kananmu
di ember berisi air hangat dan tangan kirimu di ember yang berisi air es!
Rasakan tingkat panas air itu pada tanganmu!
3. Setelah beberapa saat,
segera celupkan kedua tanganmu ke ember yang berisi air biasa! Rasakan tingkat
panas air itu pada tanganmu!
4. Ulangi kegiatan langkah
nomor 2 dan 3 oleh temanmu lainnya!
Diskusikanlah:
1. Bagaimanakah hasil
pengindraan terhadap air biasa oleh tangan kanan dan tangan kirimu?
2. Jika untuk benda yang
sama, ternyata tingkat panas yang dirasakan berbeda antara tangan kanan dan
kirimu. Apakah indra perasaanmu dapat diandalkan sebagai pengukur tingkat panas
benda?
Hasil
kegiatan percobaanmu menunjukkan bahwa indra perasa memang dapat merasakan
tingkat panas benda. Akan tetapi, indra perasa bukan pengukur tingkat panas
yang andal. Benda yang tingkat panasnya sama dirasakan berbeda oleh tangan
kanan dan kirimu. Jadi, suhu benda yang diukur dengan indra perasa menghasilkan
ukuran suhu kualitatif yang tidak dapat dipakai sebagai acuan. Sehingga suhu
harus diukur secara kuantitatif dengan sebuah alat ukur yang disebut dengan termometer.
Sumber video: http://www.youtube.com/watch?v=4v011JvUNtA
Referensi:
Suryanda, Ade, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
Kanginan, Marthen. 2002. IPA FISIKA. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sumber video: http://www.youtube.com/watch?v=4v011JvUNtA
Referensi:
Suryanda, Ade, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.
Kanginan, Marthen. 2002. IPA FISIKA. Jakarta: Penerbit Erlangga.